Musliar Kasim setelah Diminta Presiden jadi Wamendiknas

Musliar Kasim setelah Diminta Presiden jadi Wamendiknas

Saya Pikir Saya Akan jadi Wamentan

Musliar Kasim

LANTARAN tak pernah punya angan-angan menjadi wakil menteri, mantan Rektor Universitas Andalas (Unand) ini mengaku kaget saat dipanggil ke Cikeas. Dia juga tak mengira bakal menjadi wakil menteri pendidikan nasional (wamendiknas).

Saat berhadapan dengan Presiden SBY, mantan dosen yang dikenal dengan gebrakan membuka mata kuliah kewirausahaan itu berpikir, dirinya akan ditunjuk sebagai wakil menteri pertanian (wamentan). Kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/10), Musliar menceritakan kronologis hingga dia ditawari SBY untuk menjadi wamendiknas. Berikut petikan wawancaranya:

Anda diminta menjadi wamendiknas, bagaimana ceritanya?
Pada saat itu, saya sedang ada acara Itjen Kemdiknas di salah satu hotel di Jakarta, Jumat (14/10) sekitar jam 07.00 WIB. Saya kemudian ditelpon oleh ajudan pak Sudi Silalahi. Mungkin pak Sudi tidak ada nomor saya, maka ajudan beliau yang menghubungi saya.

Ajudan beliau menyampaikan bahwa Pak Presiden sudah mendapat masukan dari berbagai pihak dan pesannya saya dinilai mampu untuk mengemban tugas di Kemendiknas, sebagai Wamendiknas, karena di Kemdiknas akan ada dua orang Wamendiknas, katanya.

Lalu, apakah Anda langsung menjawab bersedia?
Mendengar pernyataan tersebut, saya hanya menjawab bahwa saya sebagai PNS dan abdi negara, maka saya siap menjalankan perintah dan tugas apa saja.

Selanjutnya, apa yang Anda lakukan setelah mendengar kabar itu?
Kata ajudan, saya disuruh siap-siap saja, karena jam 14.00 WIB diminta agar merapat ke Cikeas. Setelah itu, saya langsung melapor ke pak Mendiknas, Mohammad Nuh. Harusnya dari acara di hotel itu, saya harus ke acaranya pak Wamendiknas (Fasli Jalal) di Kementerian Agama. Tetapi akhirnya tidak jadi, dan saya langsung on the way menghadap Pak Nuh. Beliau memang memberi arahan agar bertemu dulu dengan beliau di kantor Kemdiknas. Saya ke sana (Kemdiknas) untuk  temui beliau, saya menghadap beliau, dan menyampaikan bahwa saya tidak tahu apa yang terjadi.

Kabarnya Anda sempat bingung ya?
Iya, saya sempat bilang ke Pak Nuh, saya datang ke Jakarta kan awalnya hanya menolong pak Menteri dengan ikhlas sebagai Irjen dan saya rela meninggalkan jabatan Rektor Universitas Andalas. Tapi saya kok ditelpon oleh ajudan Pak Sudi, apa yang terjadi? Tanya saya ke pak Nuh. Saya juga sempat bertanya ke Pak Menteri, siapa yang menjadi mendiknasnya nanti. Menurut beliau (Pak Nuh), saya tidak perlu tahu siapa Menterinya, apakah tetap atau diganti. Kata beliau, yang terpenting saya lebih baik datang ke Cikeas dulu, nanti Presiden yang akan memberikan arahan dan bertanya apakah saya bersedia atau tidak.

Ketika sampai di Cikeas, arahan apa yang disampaikan oleh Presiden kepada Anda ?
Presiden memberikan arahan kepada saya, untuk menjadi Wamendiknas bidang Pendidikan. Dan rupanya, beliau juga sudah memegang data-data mengenai diri saya. Mungkin diperoleh dari Pak Mendiknas.

Lantas, apa yang dikatakan Presiden kepada Anda?
Presiden bilang, beliau sudah lama mengetahui tentang saya. Beliau juga gembira dengan apa yang saya  lakukan selama ini. Terutama untuk kerjasama gandum. Memang selama ini ada kerjasama antara Universitas Andalas dan universitas di Slovakia. Kerjasama ini sudah berjalan 4 bulan. Waktu Presiden berkunjung ke Slovakia beberapa waktu lalu, menandatangani kerjasama antara Universitas Andalas dan universitas di Slovakia serta dengan salah satu pengusaha di sana. Tapi pada saat itu, juga dengan Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Andalas yang sekarang. Pada saat itu, saya juga hadir di situ. Presiden respek sekali dengan apa yang kita lakukan. Dari situ, saya sempat berpikir saya akan menjadi Wakil Menteri Pertanian, karena introducing-nya itu soal pertanian.  Padahal saya sudah dibilang Pak Sudi untuk jadi Wamendiknas.

Ada lagi yang disampaikan Presiden?
Beliau mengatakan, pendidikan ini akan kita kembangkan.  Kebudayaan ini akan kita tarik ke Kemendiknas. Nah, karena pekerjaannya semakin berat, akan dibutuhkan dua orang Wamen. Salah satunya Pak Musliar yang akan membidangi wamen bidang pendidikan.

Apakah Anda sempat tahu siapa wamendiknas lainnya?
Saya tidak tanya siapa wamen yang satunya lagi, karena tidak elok.

Pesan khusus dari Presiden?
Ya. Beliau memberi pesan khusus, tolong diperhatikan, bagaimana agar pendidikan itu maju. Secara intelektual masyarakat kita punya ilmu pengetahuan, tapi sekaligus punya karakter. Beliau juga meminta agar diusahakan alumni dunia pendidikan itu matching dengan kebutuhan pasar kerja. Sehingga betul-betul bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan berkompetisi nasional. Beliau arahkan, dan beliau tanya apakah pak musliar bersedia?

Nah, apa jawaban Anda ketika ditanya Presiden saat itu?
Lalu saya jawab, pak saya sebagai bawahan dan PNS saya siap bertugas dimana saja dan apa saja. Ketika Pak Nuh dulu meminta datang ke sini (Jakarta), saya juga siap bekerja keras, dan Insyallah ini jadi lahan jihad buat saya dalam mengembangkan dunia pendidikan nasional.

Bagaimana tanggapan keluarga?
Istri saya sempat kaget, dan keluarga besar juga sempat kaget. Bagi saya, tidak pernah terbayang untuk menjadi wamendiknas. Karena saya pribadi, hanya berpikir mungkin jadi dosen sudah cukup baik buat saya. (cha/jpnn)

2 pemikiran pada “Musliar Kasim setelah Diminta Presiden jadi Wamendiknas

Tinggalkan komentar