Waspadai Dampak La Nina

Isril BerdHABIS kekeringan, terbitlah banjir. Rentetan musibah banjir dan longsor harus diwaspadai menyusul tingginya intensitas hujan hingga beberapa hari ke depan. Terutama masyarakat yang tinggal di zona merah atau daerah rawan bencana.
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Prof Dr Isril Berd ketika dihubungi Padang Ekspres, Rabu malam (11/11), mengatakan, kemarau panjang dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan kondisi tanah labil.
“Pori-pori tanah pun juga kekeringan. Ini ditandai keringnya sumur warga. Pori-pori tanah pun hanya diisi udara,” sebut guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Unand itu.
Seiring turunnya hujan lebat, tambah Isril, air cepat menyusup ke dalam tanah dan mengisi pori-pori tanah. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi labil dan mudah tergerus. Kondisinya semakin parah karena banyaknya sedimen berupa batuan dan bahan longgar (banyak pasir) menutupi permukaan tanah.
“Lalu kenapa terjadi longsor di kawasan seperti Lubuk Paraku dan lainnya? Seperti diketahui, kawasan itu banyak terdapat batang kayu berukuran besar. Akibat hujan disertai angin kencang, pohon pun bergoyang dan membuat tanah rapuh. Lama kelamaan, terjadi longsor,” katanya.
Kondisi serupa terjadi di Agam Barat, Limapuluh Kota, Padangpariaman, Pasaman dan lainnya. Kawasan-kawasan ini banyak ditutupi tanah longgar berupa batu apung.
“Longsor ini juga dampak kerusakan hulu enam DAS di Padang. Bisa dilihat sendiri bagaimana kondisi aliran air di banda bakali, penuh lumpur cokelat. Ini menandakan hulu DAS mengalami degradasi parah,” sebutnya.
Dia khawatir musim hujan berlangsung lama atau la nina (hujan berkepanjangan). “Ini perlu aksi terpadu. Tak cukup sekadar menanam pohon. Perbanyak embung-embung dan resapan air buatan, sehingga sewaktu hujan besar, air tak seluruhnya mengalir ke sungai utama,” katanya.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, pekan kedua November curah hujan mulai kembali normal. Ini ditunjukkan semakin banyaknya wilayah berwarna kuning pada peta prakiraan curah hujan.
Untuk wilayah tertentu seperti Aceh, Sumatera Utara, serta DKI Jakarta dan sekitarnya curah hujan diprediksi di atas normal (dengan tanda warna hijau). Daerah-daerah lain seperti Bali, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) curah hujan diprediksi masih rendah. (rdo)

Tinggalkan komentar